Sistem kopling mobil adalah komponen penting dalam kendaraan yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga antara mesin dan transmisi. Dengan sistem ini, pengemudi dapat memindahkan gigi transmisi untuk mengatur kecepatan dan tenaga kendaraan. Kopling bekerja dengan cara menghubungkan roda gila (flywheel) pada mesin dengan pelat kopling yang terhubung ke transmisi, memungkinkan perpindahan gigi yang mulus tanpa merusak komponen lainnya.
Pentingnya sistem kopling pada mobil tidak hanya terletak pada kemampuannya untuk mempermudah perpindahan gigi, tetapi juga dalam menjaga kinerja mesin dan transmisi tetap optimal. Admin Kabar Bengkel akan membahas lebih mendalam tentang jenis-jenis sistem kopling pada mobil, cara kerjanya, serta peranannya dalam memastikan pengalaman berkendara yang halus dan efisien.
Jenis Sistem Kopling Mobil
Sistem kopling pada mobil berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga dari mesin ke transmisi. Pada sistem ini memungkinkan pengemudi untuk mengubah gigi transmisi dengan mulus dan menjaga kestabilan kinerja kendaraan. Ada beberapa jenis sistem kopling mobil yang digunakan pada berbagai jenis kendaraan, baik itu untuk transmisi manual maupun otomatis. Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis sistem kopling mobil yang umumnya digunakan di dunia otomotif:
1. Kopling Manual (Manual Clutch)
Kopling manual adalah sistem kopling yang paling umum digunakan pada kendaraan dengan transmisi manual. Pada sistem ini, pengemudi harus secara aktif menginjak pedal kopling untuk memutuskan aliran tenaga dari mesin ke roda penggerak, dan mengubah gigi transmisi dengan tangan menggunakan tuas transmisi.
Cara Kerja:
Ketika pengemudi menginjak pedal kopling, kampas kopling terlepas dari flywheel dan menghubungkan tenaga mesin ke transmisi.
Pengemudi kemudian memilih gigi yang diinginkan dan melepaskan pedal kopling untuk menghubungkan kembali aliran tenaga ke transmisi.
Keunggulan:
Memberikan kontrol penuh kepada pengemudi atas perpindahan gigi.
Lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar jika dibandingkan dengan transmisi otomatis.
Menghasilkan pengalaman berkendara yang lebih “terhubung” dan responsif, terutama bagi pengemudi yang menyukai kontrol penuh atas kendaraannya.
Kekurangan:
Membutuhkan koordinasi yang baik antara kaki kanan dan kiri (untuk mengoperasikan pedal kopling dan pedal gas).
Bisa membuat pengemudi merasa lelah, terutama di lalu lintas yang padat.
Memerlukan keterampilan lebih untuk mengoperasikan dengan lancar.
2. Kopling Otomatis (Automatic Clutch)
Kopling otomatis adalah sistem kopling yang tidak memerlukan pengemudi untuk menginjak pedal kopling. Sistem ini bekerja secara otomatis untuk menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga antara mesin dan transmisi. Kopling otomatis banyak ditemukan pada kendaraan dengan transmisi otomatis atau semi-otomatis.
Cara Kerja:
Pada transmisi otomatis, kopling bekerja dengan bantuan hidrolik atau mekanisme elektromagnetik yang otomatis menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga dari mesin ke transmisi sesuai dengan kondisi kecepatan kendaraan.
Pengemudi hanya perlu mengubah tuas transmisi (P, R, N, D) untuk memilih mode mengemudi, dan sistem kopling akan menangani sisanya.
Keunggulan:
Tidak memerlukan pengemudi untuk menginjak pedal kopling, sehingga memberikan kenyamanan lebih dalam situasi lalu lintas padat.
Lebih mudah digunakan, cocok untuk pengemudi pemula atau mereka yang tidak ingin repot dengan perpindahan gigi manual.
Mengurangi kelelahan pada pengemudi karena tidak perlu mengoperasikan kopling secara terus-menerus.
Kekurangan:
Biasanya kurang efisien dalam hal konsumsi bahan bakar dibandingkan dengan sistem transmisi manual.
Pengemudi memiliki kontrol lebih sedikit atas perpindahan gigi.
Biasanya lebih mahal dalam hal perawatan dan komponen, serta lebih rumit dalam hal sistem elektronik dan hidrolik.
Kopling semi-otomatis menggabungkan elemen dari kopling manual dan otomatis. Meskipun kendaraan ini menggunakan sistem transmisi manual, pengemudi tidak perlu menginjak pedal kopling secara aktif untuk mengubah gigi. Sebagai gantinya, sistem elektronik atau hidrolik akan mengoperasikan kopling secara otomatis saat pengemudi memilih gigi.
Cara Kerja:
Sistem kopling bekerja otomatis saat pengemudi memilih gigi menggunakan tuas transmisi, tanpa perlu menginjak pedal kopling.
Pengemudi hanya perlu mengatur akselerasi dan perpindahan gigi, sementara sistem kopling akan menghubungkan atau memutuskan aliran tenaga sesuai kebutuhan.
Keunggulan:
Memberikan kenyamanan dan kemudahan transmisi otomatis, namun tetap memberikan kontrol seperti transmisi manual.
Cocok bagi pengemudi yang ingin pengalaman berkendara manual, tetapi menghindari keharusan untuk mengoperasikan kopling.
Lebih hemat bahan bakar dibandingkan transmisi otomatis penuh.
Kekurangan:
Memiliki biaya perawatan yang lebih tinggi karena memerlukan teknologi canggih dan mekanisme hidrolik atau elektronik.
Memiliki sedikit lebih banyak keterlibatan dari pengemudi dibandingkan transmisi otomatis penuh.
4. Kopling Basah (Wet Clutch)
Kopling basah adalah jenis kopling yang menggunakan cairan (seperti minyak) untuk mendinginkan dan melumasi komponen kopling, seperti kampas kopling dan flywheel. Pada opling basah ini banyak digunakan pada kendaraan yang dilengkapi dengan transmisi otomatis atau pada motor kendaraan yang memiliki sistem penggerak otomatis.
Cara Kerja:
Dalam sistem kopling basah, minyak digunakan untuk menjaga suhu kopling dan melumasi bagian-bagian yang bergerak, seperti kampas kopling dan pressure plate.
Minyak ini juga berfungsi untuk mengurangi gesekan yang bisa terjadi pada komponen kopling saat terjadi perputaran.
Keunggulan:
Sistem kopling ini lebih tahan lama dan dapat bekerja lebih efisien dalam kondisi suhu tinggi karena adanya pelumasan dan pendinginan.
Mampu menangani beban yang lebih berat dan lebih tahan terhadap kerusakan akibat panas yang berlebihan.
Kekurangan:
Membutuhkan sistem pelumasan yang lebih rumit dan pemeliharaan lebih intensif.
Lebih kompleks dan membutuhkan biaya perawatan yang lebih tinggi.
5. Kopling Kering (Dry Clutch)
Kopling kering adalah jenis kopling yang tidak menggunakan cairan untuk pelumasan, sehingga disebut “kering.” Komponen kopling seperti kampas dan flywheel bekerja tanpa ada media cair yang menghubungkannya. Jenis ini sering digunakan pada mobil dengan transmisi manual dan motor sport.
Cara Kerja:
Kopling kering bekerja dengan gesekan langsung antara kampas kopling dan flywheel tanpa cairan pelumas.
Proses perpindahan tenaga dilakukan dengan cara memadatkan dan melepaskan tekanan pada kampas kopling yang terhubung langsung dengan flywheel.
Keunggulan:
Lebih sederhana dalam hal desain dan perawatan, karena tidak ada cairan yang perlu diperiksa atau diganti.
Dapat mentransfer tenaga lebih efisien dalam kondisi tertentu karena tidak ada pelumasan yang mengurangi gesekan.
Kekurangan:
Lebih rentan terhadap keausan karena tidak ada cairan untuk mendinginkan atau melumasi komponen kopling.
Cenderung menghasilkan lebih banyak panas dan menyebabkan keausan yang lebih cepat pada kampas kopling.
6. Kopling Dua Massa (Dual-Mass Clutch)
Kopling dua massa adalah sistem kopling yang dirancang untuk mengurangi getaran dan meningkatkan kenyamanan berkendara. Sistem ini menggunakan dua komponen flywheel terpisah yang bekerja sama untuk mengatur dan meredam getaran mesin yang diteruskan ke transmisi.
Cara Kerja:
Sistem kopling dua massa bekerja dengan dua flywheel yang terhubung melalui sistem pegas, yang berfungsi untuk meredam getaran dari mesin yang masuk ke transmisi dan komponen kopling.
Flywheel pertama terhubung ke mesin, sementara flywheel kedua terhubung ke transmisi, dengan pegas di antara keduanya untuk mengurangi dampak getaran.
Keunggulan:
Mengurangi getaran mesin yang bisa dirasakan dalam kabin kendaraan, meningkatkan kenyamanan berkendara.
Memperpanjang umur kampas kopling dan transmisi karena dampak getaran yang lebih rendah.
Kekurangan:
Memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan sistem kopling standar.
Lebih kompleks dan membutuhkan perawatan ekstra.
Komponen Sistem Kopling Mobil
Sistem kopling mobil adalah salah satu bagian penting dalam kendaraan, berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan tenaga antara mesin dan transmisi. Hal ini memungkinkan pengemudi untuk mengganti gigi dengan lancar dan mengontrol kendaraan, terutama saat berhenti atau berakselerasi. Agar sistem kopling dapat berfungsi dengan baik, terdapat beberapa komponen utama yang bekerja sama dalam proses ini. Berikut adalah komponen-komponen utama dalam sistem kopling mobil yang harus dipahami:
1. Pedal Kopling
Fungsi: Pedal kopling adalah bagian yang langsung dioperasikan oleh pengemudi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan antara mesin dan transmisi. Dengan menekan pedal kopling, pengemudi mengaktifkan proses pemisahan antara flywheel (roda terbang) dan kampas kopling.
Jenis: Pada kendaraan dengan sistem kopling mekanis, pedal ini dihubungkan dengan kabel, sementara pada kendaraan dengan sistem hidrolik, tekanan diteruskan melalui cairan.
2. Kampas Kopling (Clutch Disc)
Fungsi: Kampas kopling adalah komponen yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan mesin dan transmisi. Kampas kopling terletak di antara flywheel (roda terbang) dan pressure plate (pelat penekan). Saat kopling diaktifkan, kampas kopling akan menekan flywheel untuk mentransfer tenaga dari mesin ke transmisi.
Bahan: Kampas kopling biasanya terbuat dari bahan yang tahan panas dan gesekan seperti campuran logam dan komposit, untuk menghindari keausan yang cepat.
3. Pressure Plate (Pelat Penekan)
Fungsi: Pressure plate adalah komponen yang bertanggung jawab untuk menekan kampas kopling ke flywheel, memastikan hubungan yang kuat antara mesin dan transmisi. Begitu pedal kopling dilepas, pressure plate akan memberikan tekanan pada kampas kopling sehingga mesin dapat mentransfer tenaga ke transmisi.
Konstruksi: Biasanya terbuat dari baja dan dilengkapi dengan pegas untuk memberikan tekanan yang cukup pada kampas kopling.
Fungsi:Flywheel adalah komponen besar yang terpasang langsung pada mesin. Flywheel memiliki dua fungsi utama: pertama, untuk menyimpan energi kinetik yang digunakan untuk menjaga mesin tetap berputar; kedua, untuk menjadi tempat tekanan kampas kopling ketika dihubungkan ke transmisi. Flywheel juga membantu proses transisi perpindahan gigi dengan menjaga kestabilan mesin.
Konstruksi: Biasanya terbuat dari baja atau besi cor yang tahan terhadap panas dan tekanan yang dihasilkan selama proses penghubungan dan pemutusan.
5. Release Bearing (Bantalan Pelepas)
Fungsi: Release bearing atau bantalan pelepas adalah komponen yang berfungsi untuk memutuskan tekanan antara pressure plate dan kampas kopling. Saat pedal kopling diinjak, release bearing bergerak untuk menekan pressure plate, sehingga memisahkan kampas kopling dari flywheel dan memungkinkan perpindahan gigi.
Bahan: Komponen ini umumnya terbuat dari bahan yang tahan gesekan dan dapat bekerja dengan presisi tinggi, seperti logam paduan dan plastik.
6. Slave Cylinder dan Master Cylinder (Sistem Hidrolik)
Fungsi: Pada kendaraan dengan sistem kopling hidrolik, slave cylinder dan master cylinder berfungsi untuk mengalirkan tekanan hidrolik yang mengaktifkan dan melepaskan kopling. Master cylinder menghasilkan tekanan yang diteruskan ke slave cylinder, yang kemudian memicu pergerakan release bearing untuk mengaktifkan kopling.
Prinsip Kerja: Sistem ini menggunakan cairan hidrolik untuk mentransmisikan tenaga, memungkinkan pengemudi untuk mengoperasikan kopling dengan lebih ringan dibandingkan dengan sistem mekanis.
7. Tension Springs (Pegas Tegangan)
Fungsi: Pegas tegangan pada pressure plate memberikan gaya yang dibutuhkan untuk menekan kampas kopling ke flywheel saat pedal kopling dilepas. Pegas ini juga mengembalikan tekanan yang diperlukan setelah pengemudi melepaskan pedal kopling.
Jenis: Pegas ini sering kali berbentuk pegas spiral atau pegas spiral yang memberi tekanan secara merata pada seluruh permukaan kampas kopling.
8. Clutch Cable (Untuk Sistem Mekanis)
Fungsi: Pada kendaraan dengan sistem kopling mekanis, clutch cable adalah komponen yang menghubungkan pedal kopling dengan pressure plate melalui sistem kabel. Ketika pedal diinjak, kabel ini akan menarik atau melepaskan tekanan pada sistem kopling untuk memutuskan atau menghubungkan mesin dengan transmisi.
Perawatan: Kabel kopling memerlukan pelumasan secara berkala agar tidak macet atau aus, dan sering kali diganti jika sudah rusak atau kendur.
9. Clutch Master and Slave Cylinder (Untuk Sistem Hidrolik)
Fungsi: Dalam sistem hidrolik, clutch master cylinder mengalirkan cairan hidrolik untuk memberikan tekanan ke clutch slave cylinder yang kemudian menggerakkan release bearing atau memutuskan hubungan antara mesin dan transmisi. Sistem ini memberikan kontrol yang lebih halus dan memerlukan sedikit usaha lebih rendah dibandingkan dengan sistem mekanis.
10. Flywheel Bolts (Baut Flywheel)
Fungsi: Baut flywheel digunakan untuk mengikat flywheel pada mesin. Flywheel terhubung langsung dengan crankshaft (poros engkol), dan baut ini memastikan flywheel tetap stabil dan tidak terlepas selama proses transmisi tenaga antara mesin dan roda.
11. Clutch Pedal Switch
Fungsi: Clutch pedal switch adalah komponen tambahan yang berfungsi untuk mengaktifkan beberapa sistem lain dalam kendaraan, seperti pengaktifan sistem listrik atau keselamatan. Misalnya, beberapa kendaraan menggunakan switch ini untuk memastikan kendaraan tidak dapat dinyalakan jika kopling tidak diinjak.
Masalah Umum dan Perawatan pada Sistem Kopling Mobil
Sistem kopling pada mobil adalah komponen vital yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga antara mesin dan transmisi. Pada sistem kopling yang tidak berfungsi dengan baik dapat mengganggu kinerja kendaraan dan bahkan menyebabkan kerusakan yang lebih serius jika dibiarkan tanpa perawatan yang tepat. Berikut adalah beberapa masalah umum yang sering terjadi pada sistem kopling mobil dan cara perawatannya:
Masalah Umum pada Sistem Kopling Mobil
1. Kopling Selip (Slipping Clutch)
Penyebab: Kopling selip adalah masalah yang paling sering terjadi dan biasanya disebabkan oleh keausan pada kampas kopling, flywheel, atau pressure plate. Hal ini terjadi ketika kampas kopling tidak bisa menempel dengan baik pada flywheel, sehingga tenaga dari mesin tidak sepenuhnya diteruskan ke transmisi.
Gejala: Mobil terasa kehilangan tenaga saat akselerasi, mesin berputar lebih cepat namun mobil tidak bergerak sesuai kecepatan yang diinginkan.
Penyebab Umum: Penggunaan kopling secara berlebihan, seperti membiarkan kaki menekan pedal kopling dalam waktu lama, serta kualitas kampas kopling yang buruk.
2. Kopling Terlalu Keras atau Terlalu Ringan
Penyebab: Masalah ini terjadi ketika tekanan pada pedal kopling tidak sesuai dengan spesifikasi pabrik. Kopling yang terlalu keras biasanya disebabkan oleh masalah pada sistem hidrolik (seperti kebocoran pada master atau slave cylinder) atau keausan pada pegas kopling. Kopling yang terlalu ringan bisa disebabkan oleh kerusakan pada kabel kopling (untuk sistem mekanis).
Gejala: Pengemudi merasa tidak nyaman saat menginjak pedal kopling, baik terasa terlalu berat maupun terlalu ringan.
3. Pedal Kopling Tidak Kembali ke Posisi Normal
Penyebab: Pedal kopling yang tidak kembali ke posisi normal biasanya disebabkan oleh kegagalan pada pegas pedal, kerusakan pada kabel kopling (untuk sistem mekanis), atau masalah pada master cylinder (untuk sistem hidrolik).
Gejala: Pedal kopling tidak kembali ke posisi awal setelah diinjak, sehingga sistem kopling tidak dapat berfungsi dengan baik.
Penyebab: Suara berisik yang berasal dari sistem kopling bisa disebabkan oleh keausan pada komponen internal seperti release bearing, atau flywheel yang aus. Suara berisik ini sering kali muncul saat pedal kopling diinjak atau dilepaskan.
Gejala: Terdengar suara berisik atau berderak saat menginjak atau melepaskan pedal kopling, terutama saat gigi dipindahkan.
5. Kesulitan Memindahkan Gigi
Penyebab: Jika pengemudi merasa kesulitan dalam memindahkan gigi, masalah ini bisa terkait dengan sistem kopling yang tidak sepenuhnya terlepas. Penyebab umum termasuk kebocoran pada sistem hidrolik atau masalah dengan kabel kopling.
Gejala: Pengemudi kesulitan dalam memindahkan gigi, gigi tidak bisa dipindahkan dengan lancar atau bahkan terkunci.
6. Kopling Terasa Getar
Penyebab: Getaran saat menginjak pedal kopling biasanya disebabkan oleh kerusakan pada flywheel atau ketidakseimbangan dalam kampas kopling. Flywheel yang aus atau tidak rata dapat menyebabkan getaran yang terasa saat pedal kopling diinjak.
Gejala: Terasa getaran atau getar halus pada pedal kopling saat pengemudi berusaha memindahkan gigi.
Perawatan pada Sistem Kopling Mobil
Agar sistem kopling tetap berfungsi dengan baik dan menghindari kerusakan yang lebih parah, perawatan secara rutin sangat penting. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk merawat sistem kopling mobil:
1. Perawatan Kampas Kopling
Perawatan: Kampas kopling harus diperiksa secara berkala, terutama jika mobil sering digunakan dalam kondisi berat atau sering melakukan akselerasi cepat. Jika kampas kopling sudah aus atau menipis, segera ganti untuk mencegah kerusakan pada flywheel atau komponen lainnya.
Cara Perawatan: Hindari menginjak pedal kopling terlalu lama saat kendaraan tidak bergerak, serta hindari pemakaian kopling secara berlebihan saat parkir di tanjakan atau menahan mobil dalam posisi berhenti.
2. Periksa Sistem Hidrolik
Perawatan: Sistem kopling hidrolik membutuhkan cairan yang cukup agar dapat berfungsi dengan lancar. Periksa cairan kopling secara rutin dan pastikan tidak ada kebocoran pada master atau slave cylinder. Jika cairan kopling berkurang secara signifikan, segera periksa dan perbaiki sumber kebocoran.
Cara Perawatan: Gantilah cairan hidrolik sesuai dengan rekomendasi pabrikan, dan pastikan sistem tidak mengalami kebocoran.
3. Cek Kabel Kopling (Untuk Sistem Mekanis)
Perawatan: Untuk kendaraan dengan sistem mekanis, periksa kabel kopling secara berkala. Kabel yang aus atau kendur dapat menyebabkan kopling terasa keras atau tidak bisa dilepaskan dengan sempurna. Kabel yang sudah rusak atau kendor harus segera diganti.
Cara Perawatan: Pastikan kabel kopling terlumasi dengan baik agar tidak mudah aus. Jika ada tanda-tanda kabel kendor atau putus, lakukan penggantian.
4. Pemeriksaan Pada Release Bearing
Perawatan: Release bearing yang aus bisa menyebabkan suara berisik atau kesulitan dalam mengoperasikan kopling. Periksa komponen ini secara berkala dan ganti jika ditemukan kerusakan.
Cara Perawatan: Pastikan komponen ini selalu dalam kondisi baik dan tidak mengalami keausan berlebih yang bisa menyebabkan kerusakan pada sistem kopling lainnya.
5. Penggantian Flywheel
Perawatan: Flywheel yang aus atau tidak rata dapat menyebabkan getaran pada sistem kopling. Jika terdapat tanda-tanda keausan pada flywheel, segera ganti komponen ini untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada kampas kopling atau pressure plate.
Cara Perawatan: Lakukan pemeriksaan berkala pada flywheel, terutama jika ada suara berisik atau getaran yang tidak normal saat mengoperasikan kopling.
6. Pemeliharaan Sistem Pedal Kopling
Perawatan: Pastikan pedal kopling tidak terlalu keras atau terlalu ringan. Jika ada masalah dengan pedal kopling, periksa apakah ada kerusakan pada pegas atau kabel. Jika menggunakan sistem hidrolik, pastikan cairan kopling cukup dan tidak ada kebocoran.
Cara Perawatan: Periksa apakah pedal kopling kembali ke posisi semula setelah diinjak. Jika tidak, lakukan pemeriksaan dan perbaiki kerusakan pada sistem hidrolik atau pegas.
Kesimpulan
Sistem kopling mobil adalah komponen vital yang memastikan aliran tenaga antara mesin dan transmisi berjalan dengan lancar. Dengan fungsi utamanya untuk menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga, kopling memainkan peran krusial dalam perpindahan gigi yang mulus dan pengaturan kecepatan kendaraan. Jenis-jenis sistem kopling, seperti kopling kering dan kopling basah, memiliki kelebihan masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis kendaraan.
Memahami cara kerja dan peran sistem kopling sangat penting untuk menjaga kinerja kendaraan tetap optimal. Perawatan yang tepat pada sistem kopling juga dapat memperpanjang umur komponen-komponen penting ini, memastikan kenyamanan dan efisiensi berkendara. Dengan sistem kopling yang berfungsi dengan baik, pengemudi dapat menikmati pengalaman berkendara yang lebih halus dan responsif.
Menulis bukan sekedar hoby, tapi menjadikan tulisan ada di halaman #1 pencarian Google (SERP) merupakah sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Karena menjadi yang terbaik adalah sebuah keinginan bukan cita-cita yang bisa dicapai hanya dengan rebahan.
Subscribe newsletter kabar bengkel untuk mendapatkan informasi diskon produk dan artikel baru kami
Cari bengkel mobil terdekat di kota mu kini lebih mudah dengan situs kabarbengkel.com, pilih jaringan bengkel di sini dan nikmati pengalaman servis yang lebih baik dengan berbagai dukungan dari bengkel ternama dan modern di kota mu.
To provide the best experiences, we use technologies like cookies to store and/or access device information. Consenting to these technologies will allow us to process data such as browsing behavior or unique IDs on this site. Not consenting or withdrawing consent, may adversely affect certain features and functions.
Functional
Always active
The technical storage or access is strictly necessary for the legitimate purpose of enabling the use of a specific service explicitly requested by the subscriber or user, or for the sole purpose of carrying out the transmission of a communication over an electronic communications network.
Preferences
The technical storage or access is necessary for the legitimate purpose of storing preferences that are not requested by the subscriber or user.
Statistics
The technical storage or access that is used exclusively for statistical purposes.The technical storage or access that is used exclusively for anonymous statistical purposes. Without a subpoena, voluntary compliance on the part of your Internet Service Provider, or additional records from a third party, information stored or retrieved for this purpose alone cannot usually be used to identify you.
Marketing
The technical storage or access is required to create user profiles to send advertising, or to track the user on a website or across several websites for similar marketing purposes.